Rabu, 20 Januari 2016

CERITA RAKYAT SEJARAH DESA PANYOSOGAN Kec.Luragung Kab. Kuningan



Sejarah Desa
Sekitar abad ke XVI di daerah perkampungan yang bernama Pamuruyan, di wilayah Kecamatan Ciwaru terdapat seorang putrid yang cantik jelita indah rupawan bernama Putri Rangga Lawen. Anak bapak Rangga dan Ny. Putri
Karena kecantikannya, Pitri rangga lawen, banyak sekali kaum proa ingin memperistri Putri Rangga Lawen tersebut sehingga menyebar berita ke seluruh pelosok pedesaan yang bernama Buana Nyuncung. Menurut keterangan sesepuh terdahulu tempat itu ada di wilayah perbatasan kecamatan Cidahu dan Desa Ambit Kecamatan Waled yang dipimpin oleh seorang pemuda yang bernama R. Kembang Panyartikan.  
Sehubung dengan tersiarnya kecantikan putrid rangga lawen, maka Raden kembang Panyarikan ingin sekali memperistri putri rangga lawen dan ia langsung mengutus utusannya untuk melamar Putri Rangga Lawen kepada orang tuanya Putri Rangga Lawen.
Setelah utusan dating kepada orang tuanya Putri Rangga Lawen, ia langsung menyampaikan maksud dan tujuannya bahwa diutus oleh raden kembang Panyarikan untuk melamar putri rangga lawen. Namun bapak rangga tidak bisa langsung menjawabnya. Kemudia ia mengatakan bahwa ia akan menanyakan langsung kepada anaknya. Tidak lama kemudia memanggil Putri Rangga Lawen. Dan ia berkata, “nak sekarang kau sudah ada yang melamar yang bernama Raden Kembang Panyarikan. Untuk menjadi istrinya, apakah lamaran tersebut diterima atau ditolak?” selanjutnya Ny. Putri Rangga Lawen termenung sejenak, lantas ia menjawab “ Begini pak lamaran dapat di terima. Asal saya minta maskawin dengan seekor burung puyuh yang paruhnya meruakan mas murni, saya bersedia menjadi istrinya. “
Permintaan Putri rangga lawenpun disampaikan kepada Raden kembang panyarikan secara lengkap oleh utusannya bahwa putri rangga lawe bersedia ditikah dengan maskawinnya burung puyug yang berparuh emas murni atau paruhnya berkilau seperti emas murni.
Kemudia Raden Kembang Panyarikan, terkejut atas permintaan itu. Kalaupun burung puyuh itu ada dimana tempatnya ? dan bagaimana cara menangkapnya ?
Akhirnya Raden Kembang Panyarikan segera mengumumkan saembara, kepada halyak ramai barang siapa yang bisa mendapatkan burung puyuh berparuh emas, akan diberikan hadiah yang cukup menggembirakan dan mengaggumkan.
Menurut kabar yang tersiar bahwa burung puyuh itu ada dipinggir sungai cikupuk yang menjadi tempat mupuknya atau bersarangnya di malam hari. Sedangkan ada di darat kalau siang hari dan biasa terbang kea rah barat.
Rombongan utusan raden kembang panyarikan sekitar pukul 18.00 dengan dibantu oleh penduduk setempat, yang memberikan petunjuk dalam penangkapan burung dimaksud menuju kea rah barat, rombongan tersebut di bagi dua yaitu di tagog kidul dan tagog kaler ( sekarang masuk wilayah ciputat ) makannya disebut tagog, asal mulanya dari kata nagog, dua rombongan sedang mengamati burung puyuh yang akan ditangkap. Tetapi sangat terkejut terganggu oleh adanya suara air nyurug. Tempat iti sekarang bernama curug termasuk ke wilayah Desa Geresik.
Selanjutnya dua rombongan melaju ke arah timur. Ternyata burung puyuh tersebut benar ada di wilayah timur dan bersuara, tempat tersebut sekarang dinamakan kampong Ciwardi yang berada di wilayah desa geresik ciwardi member arti bahwa CI adalah cirri, WAR adalahwarta atau berita dan DI adalag disini. Kalau diartikan penangkapan puyuh dengan isyarat bahwa puyuh tersebut ada disini. Selanjutnya dengan serempak kedua rombongan menuju ketempat burung puyuh itu bersuara, intik menggiringnya ketempat sarang mupuk puyuh itu atas petunjuk penduduk setempat. Kemudian dipasanglah sosog seperti buwu ikan, bisa masuk tapi tidak bisa keluar lagi. Hal ini telah di atur oleh wartga kampung cirengkeg yang sekarang namanya kampung jati bayi sekarang wilayah desa panyosogan sebelah selatan, untuk berjaga- jaga sebelah timur sosog tersebut dipasang dengan maksud agar jangan sampai burung puyuh tersebut lolos kembali kesarangnya. Semua rombongan dengan penuh keyakinan dan penuh percaya diri bahwa burung puyuh yang menjadi buruannya ada di depan. Maka dengan cara membuat lingkaran terus menggiring sampai ketempat sarangnya yang telah dipasang sosog. Dan sebelah timur sosog telah dijaga, yang akhirnya burung puyuh berparuh emas tersebut terperangkap masuk kedalam sosog, bisa masuk tapi tidak bisa keluar. Lagi dan di tangkap oleh rombongan yang menjaga dekat sosog itu kemudian diserahkan kepada rombongan utusan raden panyarikan. Namun ternyata kecewa sekali ketika, dalam penyerahan burung puyuh tersebut ada yang merebutnya dari orang yang tidak ikut berjuang karena ingin mendapatkan hadiah yang menggiurkan. Dari raden kembang panyarikan. Sehingga buyung puyuh tersebut terlepas kembali dan terbang kearah timur laut, dan terus dikejar- kejar, akhirnya dapat ditangkap kembali di pasir seureuh di wilayah desa datar kecamatan cidahu.
Pada akhirnya raden kembang panyarikan merasa gembira sekali dan berbesar hati bahwa apa yang di cita-citakan/ diidamkannya telah berhasil, dan tanpa menunggu waktu langsung ia melaksanakan pernikahannya dengan Ny. Putri Rangga Lawen dengan mas kawin burung puyuh berparuh emas.
Sejarah diatas berdasarkan cerita orang tua/ sesepuh Desa Pnyosogan terdahulu yang diceritakan secara estapet dari generasi ke generasi. Dari cerita diatas dapat disimpulkan sebagi berikut :
1.      Asal mulai Desa Panyosogan mengambil kata sosog yang dilengkapi oleh imbuhanbahasa sunda pa-an. Panyosogan berarti tempat sosog ( buwu ) dipasang
2.      Nama Panyosogan tidak pernah doganti sejak berdirinya Desa Panyosogan sampai sekarang.

2 komentar: