Sejarah
Desa
Sekitar abad ke XVI di daerah
perkampungan yang bernama Pamuruyan, di wilayah Kecamatan Ciwaru terdapat
seorang putrid yang cantik jelita indah rupawan bernama Putri Rangga Lawen.
Anak bapak Rangga dan Ny. Putri
Karena kecantikannya, Pitri
rangga lawen, banyak sekali kaum proa ingin memperistri Putri Rangga Lawen
tersebut sehingga menyebar berita ke seluruh pelosok pedesaan yang bernama
Buana Nyuncung. Menurut keterangan sesepuh terdahulu tempat itu ada di wilayah
perbatasan kecamatan Cidahu dan Desa Ambit Kecamatan Waled yang dipimpin oleh
seorang pemuda yang bernama R. Kembang Panyartikan.
Sehubung dengan tersiarnya
kecantikan putrid rangga lawen, maka Raden kembang Panyarikan ingin sekali
memperistri putri rangga lawen dan ia langsung mengutus utusannya untuk melamar
Putri Rangga Lawen kepada orang tuanya Putri Rangga Lawen.
Setelah utusan dating kepada orang
tuanya Putri Rangga Lawen, ia langsung menyampaikan maksud dan tujuannya bahwa
diutus oleh raden kembang Panyarikan untuk melamar putri rangga lawen. Namun bapak
rangga tidak bisa langsung menjawabnya. Kemudia ia mengatakan bahwa ia akan
menanyakan langsung kepada anaknya. Tidak lama kemudia memanggil Putri Rangga
Lawen. Dan ia berkata, “nak sekarang kau sudah ada yang melamar yang bernama
Raden Kembang Panyarikan. Untuk menjadi istrinya, apakah lamaran tersebut
diterima atau ditolak?” selanjutnya Ny. Putri Rangga Lawen termenung sejenak,
lantas ia menjawab “ Begini pak lamaran dapat di terima. Asal saya minta
maskawin dengan seekor burung puyuh yang paruhnya meruakan mas murni, saya
bersedia menjadi istrinya. “
Permintaan Putri rangga lawenpun
disampaikan kepada Raden kembang panyarikan secara lengkap oleh utusannya bahwa
putri rangga lawe bersedia ditikah dengan maskawinnya burung puyug yang
berparuh emas murni atau paruhnya berkilau seperti emas murni.
Kemudia Raden Kembang Panyarikan,
terkejut atas permintaan itu. Kalaupun burung puyuh itu ada dimana tempatnya ?
dan bagaimana cara menangkapnya ?
Akhirnya Raden Kembang Panyarikan
segera mengumumkan saembara, kepada halyak ramai barang siapa yang bisa
mendapatkan burung puyuh berparuh emas, akan diberikan hadiah yang cukup
menggembirakan dan mengaggumkan.
Menurut kabar yang tersiar bahwa
burung puyuh itu ada dipinggir sungai cikupuk yang menjadi tempat mupuknya atau
bersarangnya di malam hari. Sedangkan ada di darat kalau siang hari dan biasa
terbang kea rah barat.
Rombongan utusan raden kembang
panyarikan sekitar pukul 18.00 dengan dibantu oleh penduduk setempat, yang
memberikan petunjuk dalam penangkapan burung dimaksud menuju kea rah barat,
rombongan tersebut di bagi dua yaitu di tagog kidul dan tagog kaler ( sekarang
masuk wilayah ciputat ) makannya disebut tagog, asal mulanya dari kata nagog,
dua rombongan sedang mengamati burung puyuh yang akan ditangkap. Tetapi sangat
terkejut terganggu oleh adanya suara air nyurug. Tempat iti sekarang bernama
curug termasuk ke wilayah Desa Geresik.
Selanjutnya dua rombongan melaju
ke arah timur. Ternyata burung puyuh tersebut benar ada di wilayah timur dan
bersuara, tempat tersebut sekarang dinamakan kampong Ciwardi yang berada di
wilayah desa geresik ciwardi member arti bahwa CI adalah cirri, WAR adalahwarta
atau berita dan DI adalag disini. Kalau diartikan penangkapan puyuh dengan
isyarat bahwa puyuh tersebut ada disini. Selanjutnya dengan serempak kedua
rombongan menuju ketempat burung puyuh itu bersuara, intik menggiringnya ketempat
sarang mupuk puyuh itu atas petunjuk penduduk setempat. Kemudian dipasanglah
sosog seperti buwu ikan, bisa masuk tapi tidak bisa keluar lagi. Hal ini telah
di atur oleh wartga kampung cirengkeg yang sekarang namanya kampung jati bayi sekarang
wilayah desa panyosogan sebelah selatan, untuk berjaga- jaga sebelah timur
sosog tersebut dipasang dengan maksud agar jangan sampai burung puyuh tersebut
lolos kembali kesarangnya. Semua rombongan dengan penuh keyakinan dan penuh
percaya diri bahwa burung puyuh yang menjadi buruannya ada di depan. Maka dengan
cara membuat lingkaran terus menggiring sampai ketempat sarangnya yang telah
dipasang sosog. Dan sebelah timur sosog telah dijaga, yang akhirnya burung
puyuh berparuh emas tersebut terperangkap masuk kedalam sosog, bisa masuk tapi
tidak bisa keluar. Lagi dan di tangkap oleh rombongan yang menjaga dekat sosog
itu kemudian diserahkan kepada rombongan utusan raden panyarikan. Namun ternyata
kecewa sekali ketika, dalam penyerahan burung puyuh tersebut ada yang
merebutnya dari orang yang tidak ikut berjuang karena ingin mendapatkan hadiah
yang menggiurkan. Dari raden kembang panyarikan. Sehingga buyung puyuh tersebut
terlepas kembali dan terbang kearah timur laut, dan terus dikejar- kejar, akhirnya
dapat ditangkap kembali di pasir seureuh di wilayah desa datar kecamatan
cidahu.
Pada akhirnya raden kembang
panyarikan merasa gembira sekali dan berbesar hati bahwa apa yang di
cita-citakan/ diidamkannya telah berhasil, dan tanpa menunggu waktu langsung ia
melaksanakan pernikahannya dengan Ny. Putri Rangga Lawen dengan mas kawin
burung puyuh berparuh emas.
Sejarah diatas berdasarkan cerita
orang tua/ sesepuh Desa Pnyosogan terdahulu yang diceritakan secara estapet dari
generasi ke generasi. Dari cerita diatas dapat disimpulkan sebagi berikut :
1.
Asal
mulai Desa Panyosogan mengambil kata sosog yang dilengkapi oleh imbuhanbahasa
sunda pa-an. Panyosogan berarti tempat sosog ( buwu ) dipasang
2.
Nama
Panyosogan tidak pernah doganti sejak berdirinya Desa Panyosogan sampai
sekarang.
Desa kelahiran Qu desa panyosogan semoga makin sukses makmur sejahtera
BalasHapusBikin yg desa Geresik dong
BalasHapus